Minggu, 09 Oktober 2011

teori akuntansi



BAB 10
LABA ( INCOME )

Tujuan Pelaporan Laba
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Dalam kenyataannya, para pemakai mempunyai konsep laba dan modal pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Apapun pengertian dan cara pengukurannya, laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai :
a.       Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atau investasi.
b.      Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
c.       Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d.      Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
e.       Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.
f.        Alat pengendalian terhadap debitor dala kontrak utang.
g.       Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
h.       Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
i.         Dasar pembagian dividen.
Dua pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam akuntansi laba yaitu, satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Pendekatan pertama berusaha untuk memformulasi konsep laba tunggal ( umum ) dan menyajikannya untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum. Inilah pendekatan yang ingin dicapai dalam merekayasa pelaporan keuangan umum. Pendekatan kedua menggunakan berbagai konsep laba dan menjanjikannya secara jelas berbagai konsep laba tersebut secara khusus.
Konsep Laba Konvensional
Hendriksen dan Van Breda ( 1992 ) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan ( konvensional ) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan berikut ( hlm. 309 ) :
a.       Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intutif dan ekonomik bermakna.
b.      Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa atau residual.
c.       Prinsip akuntansi berterima umum ( PABU ) sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya ketaktaatsasan ( inkonsistensi ) antarperusahaan.
d.      Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga.
e.       Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak.
Konsep Laba Dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasaan pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi.
Pengukur Kinerja
Daya melaba merupakan informasi semantik yang diharpkan dibawa oleh informasi akuntansi melalui statemen keuangan yaitu objek, ukuran, dan hubungan. Jadi untuk menentukan daya melaba, tiga komponen harus diketahui yaitu laba, perioda, dan tingkat sumber daya ( investasi ). Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA, dan ROL sebagai pengukur efisiensi.
Konfirmasi Harapan Investor
Perekayasa pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja perusahaan memang terrealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasi sebagai sarana untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut. Asumsinya adalah para investor telah menggunakan segala informasi yang tersedia secara publik sebagai basis keputusan investasinya melalui prediksi laba.
Estimator Laba Ekonomik
Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data yang telah terjadi bukannya data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan.
Pengertian ekonomik dari segi akuntansi adalah kelayakan ekonomik jangka panjang dan bukan penilaian ekonomik jangka pendek. Oleh karena itu, depresiasi dalam akuntansi merupakan proses alokasi dan bukan proses penilaian.
Makna Laba
Pemaknaan laba sebagai pengukur efisiensi, konfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik merupakan gagasan-gagasan untuk menemukan definisi ( konsep atau makna ) laba yang tepat untuk tujuan akuntansi. Dari pengertian laba tersebut, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :
a.       Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas.
b.      Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu ( perioda ) sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c.       Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

Laba dan Kapital
Kapital dapat diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa. Jadi kapital dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara itu, laba dapat diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensial jasa yang dapat dinimati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.
Konsep Pemertahanan Kapital
Konsep ini dilanadasi oleh gagasan bahwa entitas ( perusahaan atau investor ) berhak mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah kapital ( investasi ) dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Konsep ini mempunyai arti penting atau konsekuensi dalam beberapa hal yang saling berkaitan sebagao berikut :
a.       Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi.
b.      Memisahkan dan membedakan transaksi operasi dalam arti luas dengan transaksi pendanaan dari pemilik.
c.       Menjamin agar laba yang dapat didistribusikan tidak mengandung pengembalian investasi.
d.      Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan kemampuan ekonomik awal perioda akibat perubahan harga dan daya beli sehingga laba ekonomik akat terukur pula.
e.       Memungkinkan penggunaan berbagai dasar penilaian untuk menentukan tingkat kapital pada saat tertentu ( awal dan akhir ).
f.        Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban secara penuh dalam pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomik.
Konsep Laba dalam Tataran Sintatik
Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sintatik adalah mendefinisi laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan merupakan masalah pada tataran sintatik. Dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba yaitu pendekatan transaksi dan pendekatan kegiatan.

Pendekatan Transaksi
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi ( terutama transaksi eksternal ) yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Beberapa keuntungan pendekatan transaksi bagi akuntansi untuk pelaporan laba yaitu antara lain :
a.       Komponen pembentuk laba bersih dapat dirinci dengan berbagai basis antara lain atas dasar produk atau pelanggan untuk kepentingan manajerial.
b.      Laba yang berasal dari berbagai sumber/jenis transaksi ( utama, tambahan, dan luar biasa ) dapat dipisahkan dan dilaporkan untuk kepentingan eksternal.
c.       Perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif pada saat perubahan terjadi akibat transaksi penjualan ( pendapatan ) dan biaya dengan pihak eksternal.
d.      Jumlah rupiah serta jenis aset dan kewajiban secara automatis tersedia pada akhir perioda.
e.       Karena perubahan nilai pasar aset tidak diakui, artikulasi antarstatemen keuangan dapat dipertahankan.
Pendekatan Kegiatan
Dengan pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan sebagai basis pengakuan pendapatan.
Pendekatan ini mempunyai keunggulan dalam membantu manajemen melakukan analisis internal. Berbagai konsep laba dapat diciptakan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap kegiatan/bagian operasi, mengendalikan perilaku manajer divisi dengan sistem pengendalian manajemen, dan menentukan kompensasi.
Pendekatan Pemertahanan Kapital
Dengan konsep ini, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Jadi, dapat dikatakan bahwa laba adalah perubahan atau kenaikan kapital dalam suatu perioda.
Pengukuran atau Penilaian Kapital
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital ( fisis atau finansial ) dan dasar penilaian.
Jenis Kapital
Jenis kapital berkaitan dengan karakteristik dan wujud kapital dari kaca mata yang menguasai serta apa yang harus dipertahankan untuk menentukan laba. Dalam hal ini terdapat dua jenis konsep kapital yaitu :
1.      Kapital Finansial, adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim  tersebut.                                                                                    Pada umumnya, kapital finansial adalah kapital yang dikuasai pemegang saham atau pemegang obligasi.
2.      Kapital Fisis, adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah unti pengukur yang dapat dilekatkan pada suatu objek sehingga objek tersebut dapat dibedakan besar-kecilnya dari objek yang lain atas dasar unit pengukur tersebut. Dengan teori pengukuran ini, dikenal 4 macam skala pengukuran yaitu : kategoris ( nominal ), ordinal, interval dan rasio.
Dasar atau Atribut Pengukuran
Dua dasar penilaian penting yang berpaut dengan penentuan laba yaitu kos historis ( historical cost ) dan kos sekarang ( current cost ) yang keduanya merupakan nilai masukan ( input value ).



Pengukuran Laba dengan Mempertahankan Kapital
Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain :
1.      Kapitalisasi aliran kas harapan
2.      Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
3.      Setara kas sekarang
4.      Harga masukan historis
5.      Harga masukan sekarang
6.      Pemertahanan daya beli konstan
Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik
Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah. Tataran ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan.
Prediktor Aliran Kas ke Investor
 Karena investor dan kreditor menjadi pihak utama yang dituju dalam pelaporan keuangan, perekayasa berteori bahwa investor dan kreditor berkepentingan dengan aliran kas yang masuk ke mereka atas investasinya. Hal ini dinyatakan dalam tujuan pelaporan keuangan FASB sebagai berikut :
            Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan ketakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.
Perkontrakan Efisien
Teori ini merupakan bagian atau turunan dari keagenan. Teori ini didasarkan atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah hubungan antara prinsipal dan agen yang didalamnya agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan prinsipal dan atas tindakannya tersebut agen mendapatkan imbalan tertentu.

Pengendalian Manajemen
Sistem ini dirancang untuk mengarahkan perilaku para manajer agar mereka memaksimumkan kepentingan dirinya atau divisinya tetapi pada saat yang sama kepentingan perusahaan secara keseluruhan juga tercapai. Bila hal ini tercapai, terjadilah apa yang disebut keseluruhan tujuan.
Teori Pasar Efisien
Efisiensi pasar harus dikaitkan dengan sistem informasi yaitu mekanisme penyediaan informasi dengan segala regulasi yang berlaku dalam lingkup beroperasinya pasar modal. Pengertian merefleksi secara penuh adalah bahwa semua signal yang tersedia telah tertangkap oleh pelaku pasar dan terefleksi dalam harga saham ekluilibrium baru.
·        Bentuk Efisiensi Pasar
ü  Bentuk Lemah
ü  Bentuk Semi-kuat
ü  Bentuk Kuat
·        Laba Sebagai Signal
·        Pengujian Kandungan Informasi Laba
·        Pengujian Asosiasi
·        Pengujian Peristiwa

Laba dan Teori Entitas
Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah :
1.      Entitas usaha bersama
2.      Entitas usaha atau bisnis
3.      Entitas investor
4.      Entitas pemilik
5.      Entitas pemilik residual
6.      Entitas pengendali
7.      Entitas dana

Penyajian Laba
Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik ( transaksi modal ). Pos-pos operasi dalam arti luas ( termasuk nonpemilik ) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba rugi sedangkan pos-pos yang jelas-jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar