Jumat, 07 Oktober 2011

akuntansi internasional

LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL

LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang menjelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang asing dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan
Dalam PSAK no 10 dinyatakan bahwa :
Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang menyangkut valuta asing ( Foreign Activities) dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri ( Foreign Ooperation ).
Dalam PSAK no 10 diberikan beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional antara lain:
1. kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan assosiasi, usaha patungan ,atau cabang perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar Negara perusahaan pelapor.
2. Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
3. pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atagu dibayar yang jumlahnya pasti atau deapat kditentukan.
4. nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar.
Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan
Beberapa pendekatan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik, meliputi ;
1. Metode Lancar-Tak lancer, yang menjabarkan akun-akun lancar pada kurs sekarang serta akun-akun tidak lancar pada kurs histories.
2. Metode Moneter-Non moneter, yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada kurs sekarang serta aktiva dan kewajiban non moneter pada kurs histories.
3. Metode Temporal, yang mengubah aktiva dan kewajiban yang dinilai dengan prinsip akuntansi yang sama.
4. Metode Kurs Sekarang, yang menjabarkan seluruh aktliva dan kewajiban pada kurs sekarang.
Tujuan Penjabaran
Tujuan penjabaran dan Konsep Mata Uang Fungsional adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi secara umum sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
2. Menggambarkan dalam laporan konsolidasi aktivitas financial serta hubungan dari masing-masing entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional agar bias sejalan dengan prinsip akntansi yang berlaku umum.
KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL, MATA UANG LOKAL, MATA UANG PELAPORAN DAN MATA UANG ASING
Mata uang untuk tujuan akuntansi dibagi kedalam beberapa jenis yaitu:
1. Mata uang lokal merupakan mata uang Negara tertentu yang dijadikan patokan atau mata uang dinyatajkan dalam kegiatan domestic maupun luar negeri dari Negara yang bersangkutan.
2. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang duginakan dalam menyajikan laporan keuangan konsolidasi atau mata uang perusahaan induk.
3. Mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama perusahaan, mata uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan serta membelanjakan uang kas mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang fungsional adalah sebagai berikut:
a. Harga jual
Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan ditingkat local atau regulasi pemerintah local, makamata uang local dari entita luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
b. Pasar penjualan
Jika pasar penjualan berada seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
c. Pengeluaran
Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local dapat membenarkan dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang fungsional.
d. Pendanaan
Ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang fungfsional.
e. Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar.
4. Mata Uang Asing, yaitu semua mata uang selain mata uang fungsional selain dari entitas.
PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara degan mata uang tersebut pada suatu waktu.
Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk transaksi luar negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
1) Kurs spot (spot Rate) yaitu kurs tunai yang berlaku pada saat transaksi.
2) Kurs sekarang (current Rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal transaksi.
3) Kurs Historis adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4) Kurs penutup (closing Rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.
Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal kejadian atau trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis dapat merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada mata uang tertentu yang dilibatkan.
Kurs mengambang, tetap dan berganda
Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang dunia).
Kurs tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi perubahan dipasar dunia.
Kurs bergfanda terjadi jika pemerintah untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang berbeda untuk transaksi yang berbeda.
Perhitungan kurs
Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran serta unit pengukuran.
Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan dalam dua cara:
1) Perhitungan langsung yaitu menbandingkan mata uang domestic dengan mata uang asing ( dinyatakan dalam rupiah).
2) Perhitungan tidak langsung yaitu membandingkan mata uang asing dengan mata uang domestic (dinyatakan dalam mata uang asing).
TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara merupakan transaksi lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang Negara tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata uang asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis merupakan transaksi mata uang asing.
Ketentuan dalam PSAK
Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata uang asing selain kontrak berjangka, maka:
1) Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
2) Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
3) pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
4) Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
5) Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
Penjabaran pada Kurs Spot
Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi tersebut adalah bahwa transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik pada kurs spot yang terjadi pada tanggal tersebut.
Unit pengukuran berubah dari mata uang asing ke mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:
“keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi berada dalam suatu priode transaksi yang sama maka sluruh selisih kurs diakui pada priode kurs. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa priode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan kurs untuk masing-masing priode”.
Kerugian akibat pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika tagihan dalam mata uang asing dan kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran bukan pada pencatatan transaksi pertama.
Pembelian yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing (perusahaan Indonesia)
1) Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.
2) Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah transaksi tersebut merupakan keuntungan/ kerugian .
3) Pada saat dilakukan pembayaran dicatat dengan kurs spot yang berlaku.
Penjualan yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing
1) Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.
2) Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah merupakan keuntungan /kerugian dari pertukaran.
3) Pada saat pelunasan selisih dari kurs yang berlaku dengan kurs tutup buku diakui sebagai keuntungan /kerugian pertukaran.
4) Dikonversikan menjadi mata uang fungsional entitas.
Contoh kasus.
PT ABC menjual barang kepada Salford LTD seharga RP 30.000.000 atau 15.000 Mark pada saat kurs RP 2000 dan menerima pembayaran pada saat kurs Rp. 1920 . Selain itu PT ABC juga membeli barang dagang kepada perusahaan XYZ seharga Rp. 10.000.000 atau 10.000 ringgit pada saat kurs Rp 1.000 dan membayar hutang tersebut ketika kurs 1.100
Penyelesaian.
a. Transaksi Penjualan
1. Jika tagihan dalam Rupiah
Saat penjualan :
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Penjualan Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penjualan kepada Salford Ltd sebesar Rp 30.000.000
Saat Pembayaran :
Kas Rp. 30.000.000
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penerimaan pembayaran penuh dari Salford Ltd
2. Jika tagihan dalam Mark Jerman
Saat penjualan :
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Penjualan Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penjualan kepada Salford Ltd, tagihan untuk 15.000 Mark
Saat pembayaran ;
Kas Rp.28.800.000
Kerugian pertukaran mata uang asin Rp. 1.200.000
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penerimaan pembayaran penuh dari Salford Ltd,
( 15.000*Rp 1.920)
b. Transaksi Pembelian
1. Jika tagihan dalam Rupiah
Saat penjualan
Persediaan Rp. 10.000.000
Hutang dagang Rp. 10.000.000
Untuk mencatat pembelian kepada XYZ tagihan Rp. 10.000.000
Saat pembayaran
Hutang dagang Rp. 10.000.000
Kas Rp. 10.000.000
Untuk mencatat pembayaran penuh kepada XYZ
2. Jika tagihan dalam Ringgit Malaysia
Saat penjualan
Persediaan Rp. 10.000.000
Hutang dagang Rp.10.000.000
Untuk mencatat pembelian dari XYZ tagihan untuk 10.000 Ringgit
Saat pembayaran
Hutang dagang Rp. 10.000.000
Kerugian pertukaran mata uang asing Rp. 1.000.000
Kas Rp 11.000.000
Untuk mencatat pembayaran penuh kepada XYZ
( 10.000 Ringgit *Rp 1.100 )
Penyesuaian ke Kurs Sekarang
PSAK No.10 mengatur bahwa keuntungan atau kerugian dalam transaksi mata uang asing tidak boleh ditangguhkan sampai mata uang asing dikonversikan kedalam mata uang domestic atau hutang dan piutang dibayar / diterima. Jumlah-jumlah ini harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang pada tanggal neraca dan semua keuntungan / kerugian yang timbul dari penyesuaian harus diperhitungkan kedalam laba-rugi periode terjajdinya.
Contoh kasus :
PT. Abuba membeli barang dagangan dari perusahaan Malaysia pada tanggal 1 Desember 19X8 sebesar 10.000 Ringgit, pada saat kurs Spot untuk Ringgit Malaysia Rp. 770. PT.Abuba melakukan tutup buku pada tganggal 31 Desember 19X8 Saat kurs Spot Rp.765 dan melunasi hutang tersebut pada tanggal 30 Januari 19X9 saat kurs Spot
Rp. 775.
Jurnal 1 Desember 19X8
Persediaan Rp. 7.700.000
Hutang dagang Rp. 7.700.000
Untuk mencatat pembelian barang dagang pada Malaysia ( 10.000.Ringgit*Rp 770 )
Jurnal 31 Desember 19X8
Hutang dagang Rp. 50.000
Keuntungan pertukaran mata uang asing Rp 50.000
Untuk menyesuaikan hutang dagang dengan kurs akhir tahun[10.000 Ringgit* (770-765)]
Jurnal 30 Januari 19X9
Hutang dagang Rp. 7.650.000
Kerugian pertukaran mata uang Rp. 100.000
Kas Rp. 7.750.000
Untuk mencatat pembayaran total kepada perusahaan Malaysia ( 10.000 Ringgit *Rp775)
Contoh Kasus :
Pada tanggal 16 Desember 19X8 menjual barang dagangan ke Malaysia sebesar 20.000 Ringgit saat kurs Spot Rp 760 . PT. Abuba melakukan tutup buku pada tanggal 31 Desember 19X8 saat kurs spot Rp 765 . Perusahaan Malaysia melunasi hutangnya tanggal 15 Januari 19X9 pada kurs Spot Rp. 770 dan PT, Abuba mengkonversikan Ringgit tersebut ke Rupiah tanggal 20 Januari 19X9 saat kurs Spot 772,5.
Jurnal 16 Desember 19X8
Piutang dagang Rp. 15.200.000
Penjualan Rp. 15.200.000
Untuk mencatat penjualan ke perusahaan Malaysia ( 20.000 Ringgit * Rp 760 )
Jurnal 31Desember 19X8
Piutang dagang Rp.100.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp.100.000
Untuk menyesuaikan piutang dagang pada akhir tahun [20.000Ringgit*(Rp765-Rp7600)]
Jurnal 15 Januari 19X9
Kas Rp. 15.400.000
Piutang dagang Rp.15.300.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp. 100.000
Untuk mencatat pelunasan hutang oleh perusahaan Malysia (20.000Ringgit*Rp770)
Dan mengbakui keuntungan untuk tahun 19X9 [20.000Ringgit*(770-765)]
Jurnal tanggal 20 Januari 19X9
Kas Rp. 15.450.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp. 50.000
Kas Rp 15.400.000
Untuk mengkonversikan 20.000Ringgit menjadi Rupiah ( 20.000 Ringgit*772.5)
KONTRAK FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang dan piutang dalam mata uang asing. Untuk menghindari resiko fluktuasi nilai mata uang asing, ada satu cara yang sering digunakan adalah kontrak berjangka. Dalam FASB no 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan datang dan pada kurs tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no 10 menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valut asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka.
Empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan adalah sebagai berikut:
1) Spekulasi
• Bertujuan untuk berspekulasi dalam perubahan kurs
• Keuntungan dan kerugian pertukaran diakui langsung setiap terjadi perubahan kurs forward ( kurs tertentu yang disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan yang melakukan hedging dengan pialang )
• Efek pendapatan sama dengan kerugian dan keuntungan pertukarfan yhang diakui
2) Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih.
• Bertujuan untuk mengimbangi eksposur posisi aktiva atau kewajiban berfsih yang ada.
• Keuntungabn dan kerugian pertukaran diakui langsung namun diimbangi oleh keuntungan serta kerugian yang bersesuaian pada posisi aktiva dcan kewajiban bersih.
• Premium dan diskon atas kontrak berjangka diamortisasi sebagai pendapatan sepanjang masa kontrak berjangka.
• Efek pendapatan sama dengan amortisasi dari premium atau diskon ( saling ofset keuntungan dan kerugian )
3) Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi.
• Hedging dcapat diidentifikasi jika dianggap efektif dan mata uang tersebut tetap/tidak berubah.
• Bertujuan untuk mengimbangi exposure pembelian atau penjujalan yang akan direalisasikan pada masa yang akan datang,dacn mengunci harga dari kontrak yang ada dalam mata uang domestic.
• Keuntungan dan kerugian pertukaran ditangguhkan sampai komitmen direalisasikan menjadi transaksi selanjutnya keuntungan dcan kerugian yang ditangguhkan tadi diperlakukan sebagai penyesuaian terhadcap harga transaksi.
• Pilihan premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai pendapatan atau ditangguhkan dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap hargab transaksi.
4) Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar negeri.
• Bertujuan untuk mengimbangi exposure investasi bersih yang ada dalam sebuah entitas luar negeri
• Keuntungabn dan kerugian pertukarfan diakui sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan mengimbangi pennyesuaian ekuitas yang dicatat dalam investasi bersih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar